Minggu, 10 April 2011

Narkoba Membawa Bencana

hari ini kulihat ada embun-embun putih
melintasi mata melewati sela-sela kursi
kadang dia melewati tubuh ku
dingin terasa.........


tanda apakah itu
iya menembus tubuh ku berkali-kali
kadang terasa tangan ini gemetar
kadang kepala ini harus lagi dan lagi


ku suntikkan kembali sabu-sabu itu
ke lengan tangan ku yang indah
aughhhh nikmat terasaaa
ah ..........huh..........


embun kembali lagi 
sekarang memasuki kaki ku.....
melewati paha....selangkangan...
perut........sampai akhirnya ke ubun-ubunku



tanpa sadar mulutku berbuih...
ternyata ajal ku telah tiba
mati sia-sia
dengan NARKOBA

Manipulasi kondisi

angin dingin melanda kota medan
awan gelap menutup matahari
cerah pun sudah tidak ada
alamak kota medan di guyur hujan lebat


dingin....dingin.....dingin....
aku kedinginan sendirian
huacim....huacim.....
flu pun melanda......


badan panas naik turun
tensi naik turun
semua dia atas di bawah normal
aku mau SAKIT !!!!!










PERUT sak eek

TERBANG

ku kembangkan sayap-sayap ku
terbang melintasi gunung-gunung
menembus awan-awan putih
mengelilinggi bumi yang luas ini...


di saat sayap ini terluka
aku tejatuh terhempaskan
ke dasar tanah
dan menahan sakit


ku obati dengan hati
ku obati dengan raga
ku obati dengan tangan ku
dan tak lupa doa doa dari sang pencipta


aku pun bangkit
terbang kembali
menembus awan putih...
menggelilingi bumi yang indah ini....

Bukit Tinggi

Berdiri di samping jam gadang.
Pukul 20.20.
Hujan rintik-rintik mengguyur kota.
Aku berniat berfoto di samping jam gadang.
Namun aku membatalkan niat ku ini.
Untuk apa aku membuat kenangan secara wujud.
Biar lah kenangan itu berada di kepalaku saja.
Kota bukit tinggi.
Kau selalu teringat di kepalaku.
Kau kota dimana aku mendapa inspirasi cinta.
Kau pula sebagai kota pelipur laraku.
Walau hujan mengguyur kota.
Aku masih duduk di jam gadang.
Di sinari lampu-lampu kota.
Aku termenung.
Melihat sepasang kekasih.
Bercanda tawa di remang-remang lampu kota.bismilah semoga aku adalah orang yang berbahagia seperti mereka berdua.

Subuh

Oh matahari.
Cepat lah engkau keluar.
Kulihat ke langit.
Enkau masih malu untuk terbit.
Aku masih di sini.
Di bawah rintik-rintik hujan.
Ku nyalakan sebatang rokok.
Untuk melawan dingin nya subuh ini.
Aku masih menunggu mu terbit.
Di tengah-tengah sawah.
Oh matahari.

Menyendiri

Subuh aku keluar rumah.
Duduk di pinggir kanal.
Dan ada rintik-rintik hujan.
Wah sejuk.
Ku dengar lagu dan suara air kanal.
Tenangnya hati ini.
Kulihat pokok-pokok pisang.
Di pinggir kolam ikan.
Ikan nya keliatan sedang kelaparan.haha

Makin gila

Di dekat rumah.
Ada jalan membelah persawahan.
Aku jalan sendiri.
Menikmati rembulan.
Yang menyinari gelap menjadi sinar.
Ku pandang orang-orangan sawah tersebut.
Krenceng krenceng.
Begitu suranya.
Tak ada angin tak ada burung.
Berbunyi sendiri.
Apa gerangan.
Kenapa iya bersuara?